Wiji Thukul yang memiliki nama asli Wiji Widodo merupakan seorang penyair dan sastrawan Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, Wiji Thukul kerap disapa dengan nama Thukul. Nama belakangnya diubah menjadi Thukul oleh anggota Bengkel Teater dan guru teater yang bernama Cempe Lawu Warta. Arti dari nama Wiji Thukul adalah biji yang tumbuh. Cempe Lawu Warta-lah yang membantunya meningkatkan kepercayaan dirinya.
Kegemarannya dalam menulis sudah terlihat sejak dia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Sejak SD, dia sudah mulai menulis puisi. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dia aktif di bidang teater. Selama masa hidupnya, Thukul aktif dan sering mengadakan kegiatan melukis dan teater dengan anak-anak di kampung Jagalan.
Salah satu puisinya yang berjudul “Sajak Ibu” digubah oleh seorang pianis yang bernama Ananda Sukarlan menjadi musik untuk piano dan vokal klasik. Tidak hanya puisi ini saja, Thukul juga menulis banyak puisi lainnya. Dia tidak hanya menulis puisi. Selain puisi, dia juga menulis karya sastra lainnya, seperti cerita pendek, esai, dan resensi puisi. Kali ini, Ruang Penggerak akan membahas kumpulan kata-kata Wiji Thukul yang menarik.
Daftar Isi
ToggleWiji Thukul Seorang Penyair dan Sastrawan Indonesia
Sejak masih muda, Wiji sudah mulai tertarik menulis puisi. Dia sering tampil membawakan puisinya di Taman Budaya Jawa Tengah. Buku kumpulan puisinya yang berjudul Mencari Tanah Lapang terbit pada tahun 1994. Kemudian, pada tahun 2000, Penerbit Indonesia Tera mengumpulkan puisi-puisinya yang pernah terbit dan menerbitkannya kembali menjadi sebuah buku antologi.
Tulisan sajaknya diterbitkan oleh media cetak dalam negeri dan luar negeri. Pada tahun 1989, Thukul membacakan puisi di Aula Kedutaan Besar Jerman di Jakarta. Wiji juga pernah tampil dalam acara Pasar Malam Puisi yang diadakan di Jakarta.
Setelah berhenti sekolah, dia juga sering menghabiskan hari-harinya di rumah Cempe Lawu Warta dengan menulis puisi dan berlatih teater. Kemudian, dia mendirikan teater yang bernama Teater Suka Banjir bersama istrinya. Di sanggar ini, Wiji Thukul menulis essay dan artikel pendek dengan tema kesenian dan lingkungan.
9 Kata-kata Wiji Thukul yang Memotivasi Kaula Muda
Berikut ini adalah kumpulan kata-kata Wiji Thukul yang menarik.
1. Kamu Harus Rajin Belajar dan Membaca, Tapi Jangan Ditelan Sendiri. Berbagilah dengan Teman-Teman yang Tidak Mendapatkan Pendidikan.
Kita perlu rajin belajar bukan hanya supaya menjadi orang yang pintar, namun juga supaya kita dapat memahami cara menghargai orang lain. Dengan belajar, kita tidak akan mudah terpengaruh dengan informasi yang belum pasti kebenarannya. Belajar bisa menambah wawasan kita. Hal ini bisa kita peroleh dengan membaca banyak buku karena buku adalah jendela dunia.
2. Kita Tidak Sendirian. Kita Satu Jalan. Tujuan Kita Satu.
Di dunia ini, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia perlu berinteraksi dengan orang lain dan membutuhkan bantuan dari manusia lain. Lebih jauh lagi, kita juga butuh dukungan dari orang lain.
Baca quotes lainnya:
- 11 Quotes Pangeran Diponegoro: Penuh Semangat Juang
- 55 Quotes Tan Malaka: Teladan dari Sang Revolusioner
- 50 Quotes Soekarno: Motivasi dari Sang Proklamator Indonesia
- 40 Quotes Rocky Gerung: Belajar Menggunakan Logika
3. Sajakku Adalah Kebisuan yang Sudah Kuhancurkan. Sehingga, Aku Bisa Mengucapkan dan Engkau Mendengarkan. Sajakku Melawan Kebisuan.
Kalimat ini ditulis oleh Wiji Thukul dalam salah satu puisinya yang berjudul “Sajak”. Dalam puisi tersebut, dia berbicara tentang proses kreatif. Melalui puisi ini, Wiji Thukul ingin pembacanya memahami bagaimana proses pembuatan puisi.
4. Aku Menulis, Aku Penulis Terus Menulis.
Menulis adalah proses menyampaikan ilmu, wawasan, dan pengalaman kepada orang lain. Sumber inspirasi bagi orang lain dapat berasal dari tulisan.
5. Penyair Haruslah Aktif. Aktif Mencari Kebenaran.
Kalimat-kalimat ini ditulis oleh Wiji Thukul untuk menuangkan apa yang dirasakannya sebagai seorang penyair. Dia sering menyampaikan perasaannya lewat tulisan, khususnya puisi.
6. Belajar Terus-Menerus Adalah Mutlak, Memperluas Wawasan dan Cakrawala Pemikiran akan Sangat Menunjang dalam Berkarya.
Belajar merupakan syarat yang mutlak untuk menjadi orang yang pandai, baik dalam ilmu pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan. Kegiatan belajar bukan hanya dapat dilakukan di sekolah, namun juga dapat dilakukan di rumah dan tempat-tempat lainnya, seperti di perpustakaan.
7. Belajar Tidak Harus di Bangku Kampus atau Sekolah, Tetapi Bisa di Mana-Mana dan Kapan Saja.
Jangan pernah berhenti belajar. Kita bisa melakukannya tidak hanya di sekolah atau kampus saja. Contohnya, kita bisa belajar di perpustakaan. Kita juga bisa belajar dari hal lain, seperti dari pengalaman dan lingkungan.
8. Ibuku Memberi Pelajaran Keadilan dengan Kasih Sayang.
Kata-kata ini terdapat di dalam salah satu puisinya yang berjudul “Sajak Ibu”. Puisi ini menggambarkan seorang ibu sebagai sosok yang selalu mengasihi anaknya. Seorang ibu akan menangis ketika melihat anaknya mengalami kesulitan.
Baca Juga: Kisah Inspiratif: Jerome Polin, Pendiri Mantappu Corp
9. Saya Mesti Menghadapi Persoalan-Persoalan Urgen. Saya Harus Mengatur Diri Sendiri dan Memilih Mana yang Baik dan yang Tidak.
Setelah drop out dari Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) karena masalah ekonomi, Wiji Thukul menghadapi persoalan-persoalan yang urgen dalam hidupnya. Wiji Thukul harus mengatur dirinya sendiri serta memilih sendiri mana yang baik dan yang tidak. Setelah drop out dari sekolah, dia aktif dan bergabung dengan teater JAGAT. JAGAT merupakan kepanjangan dari Jejibahan Agawe Genepe Akal Tumindak.Itulah kata-kata Wiji Thukul, seorang penyair dan sastrawan Indonesia yang telah menulis banyak puisi. Jangan lupa klik tombol share untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman Anda. Jika Anda memiliki komentar atau pertanyaan, silahkan tulis komentarnya pada kolom komentar yang tersedia.