Apakah Anda pernah mendengar nama Adamas Belva Syah Devara? Jika Anda adalah pengguna aplikasi dan website Ruang Guru, Anda pasti sudah familiar dengan nama Belva Devara. Kali ini, kami akan membahas riwayat pendidikan Belva Devara, CEO dan co-founder Ruang Guru dari SD sampai kuliah.
Belva Devara dikenal sebagai sosok muda yang cerdas, inspiratif, dan berprestasi. Entrepreneur muda ini merupakan alumni dari tiga universitas terbaik, yaitu Harvard University, Stanford University, dan Nanyang Technological University. Bersama rekannya, Iman Usman, dia mendapatkan penghargaan Forbes 30 Under 30 pada tahun 2017.
Selain menjadi CEO di usianya yang masih sangat muda, Belva juga sempat menjadi bagian dari staf khusus presiden meskipun hanya sebentar. Karena pencapaian dan segudang prestasinya, namanya telah dikenal oleh banyak orang Indonesia.
Untuk mengetahui lebih jauh fakta tentang Belva Devara, Anda bisa membaca informasi mengenai riwayat pendidikannya dalam artikel berikut.
Daftar Isi
ToggleAktif Berorganisasi Hingga Menjabat Sebagai Ketua OSIS di SMA
Pendidikan Belva diawali dengan bersekolah di SD Tunas Jaka Sampurna. Belva juga pernah mengenyam pendidikan di SMPI Al-Azhar 8. Kemudian, dia melanjutkan pendidikannya di SMA Presiden.
Di bangku SMA, dia meraih Bhagaskara Adi Tanggap Medal sebagai siswa terbaik. Di setiap semester, dia selalu mendapatkan peringkat pertama.
Selain unggul dalam hal akademik, Belva juga aktif berorganisasi. Saat bersekolah di SMA Presiden, dia aktif menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahnya.
Dia juga aktif berorganisasi saat berkuliah. Dia terlibat dalam kegiatan Perhimpunan Pelajar Indonesia Singapura sebagai sekretaris. Tidak hanya itu saja, dia juga menjabat sebagai Co-President dari Stanford GSB Asia Club pada periode 2014 sampai 2015.
Selain itu, dia juga pernah dinobatkan oleh McKinsey & Company sebagai Young Leader for Indonesia 2011. Tidak hanya aktif dan terlibat dalam berbagai organisasi, Belva juga pernah menjadi pembicara dalam berbagai forum nasional dan internasional. Salah satunya adalah Global Education Technology Summit (GET).
Belva juga pernah menjadi pembicara MWC 2018 di Barcelona, Konferensi Dunia di Beijing, dan World Economic Forum on ASEAN 2018.
Baca kisah serupa:
- Kisah Inspiratif: Jerome Polin, Pendiri Mantappu Corp
- Kisah Inspiratif: Tri Ahmad Irfan, Anak Tukang Batu Pendiri Lumina
- Kisah Inspiratif: Angga Fauzan, Perjalanan dari Kandang Kambing
- Kisah Inspiratif Maudy Ayunda di Dunia Pendidikan
Mendapat Beasiswa di Singapura
Setelah lulus SMA, tepatnya pada tahun 2007, dia mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan ke Nanyang Technological University dengan bantuan beasiswa penuh dari pemerintah. Dia mendapatkan beasiswa karena prestasi yang dimilikinya. Kala itu, hanya ada delapan orang Indonesia saja yang mendapatkan beasiswa itu dan Belva-lah salah satunya.
Nanyang Technological University merupakan salah satu universitas teknik yang terbaik di Singapura, bahkan di Asia. Ada banyak tokoh terkenal yang merupakan alumni dari universitas tersebut, salah satunya adalah Merry Riana. Di Nanyang Technological University, dia mengambil dua jurusan sekaligus, yaitu jurusan Bisnis dan jurusan Ilmu Komputer.
Ada banyak prestasi yang Belva dapatkan selama berkuliah di luar negeri. Misalnya, Belva mendapatkan Lee Kuan Yew Gold Medal, Infocomm Development Authority of Singapore Gold Medal, dan Accenture Gold Medal.
Accenture Gold Medal adalah penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa dengan pencapaian akademis tertinggi dalam program studi Bisnis. Sementara itu, Lee Kuan Yew Gold Medal dianugerahkan kepada lulusan yang menunjukkan keunggulan akademis luar biasa di berbagai bidang. Kemudian, Infocomm Development Authority of Singapore Gold Medal diberikan kepada mahasiswa yang mencapai nilai akademis tertinggi dalam program studi Ilmu Komputer.
Belva Devara Mendapat Double Dean’s List
Belva Devara juga berhasil mendapat Double Dean’s List dalam program studi Bisnis dan Ilmu Komputer. Selama tiga tahun, dia menjadi salah satu dari lima persen mahasiswa berprestasi dengan pencapaian tertinggi di Nanyang Technology University.
Doble Dean’s List merupakan penghargaan akademik yang diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi setiap tahun. Salah satu persyaratan penerima penghargaan ini adalah Yearly Grade Point Average atau YGPA-nya minimal 4,5.
Terpilih untuk Ikut dalam Program Pertukaran Pelajar di Inggris
Prestasi Belva Devara tidak hanya berhenti di situ saja. Selain mendapat Double Dean’s List, Belva juga pernah mengikuti program student exchange ke Manchester University, Manchester, Inggris. Program tersebut diikutinya pada tahun 2009 selama tiga tahun.
Temukan motivasimu: 20 Quotes Najwa Shihab tentang Mahasiswa yang Memotivasi
Orang Indonesia Pertama Penerima Program Gelar Ganda
Belva menempuh pendidikan pascasarjananya di luar negeri. Belva menjadi orang Indonesia pertama yang menerima program gelar ganda di universitas ternama, yaitu Harvard University dan Stanford University dengan beasiswa penuh dari pemerintah.
Dia mengambil jurusan Master of Public Administration (MPA) di Harvard University dan jurusan Master of Business Administration (MBA) di Stanford University.
Selama menempuh pendidikan di Harvard University, Belva aktif di Harvard Ash Center for Democratic Governance and Innovation sebagai seorang peneliti. Harvard University memberikan Alumni Award 2020 kepada Belva berdasarkan pilihan dari Harvard Kennedy School Alumni Board.
Dia juga menjalani program gelar ganda di Nanyang Technological University dengan jurusan Bisnis dan Ilmu Komputer. Selain itu, dia juga memperoleh kesempatan untuk menjadi mahasiswa tamu di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Harvard Medical School, Harvard Graduate School of Education, dan Harvard Law School.
Melalui akun instagram pribadinya, Belva pernah membagikan pengalaman menariknya saat berkuliah di Harvard University. Dia pernah mendapatkan pesan email secara tiba-tiba yang berisi pengumuman bahwa beasiswa akan habis pendanaan di tahun tersebut. Sehingga, tahun depan tidak akan ada lagi beasiswa untuk seluruh mahasiswa yang tergabung dalam program itu.
Setelah itu, Belva coba bertanya ke LPDP namun mendapatkan penolakan karena dia sudah mendapat beasiswa LPDP untuk pascasarjana di Stanford University. Lalu, apa yang dilakukannya? Dia menghubungi profesornya untuk bertemu secara langsung dan melakukan negosiasi.
Selang satu minggu kemudian, dia mendapatkan pesan email yang mengumumkan bahwa Harvard University telah menemukan sumber pendanaan yang lain. Sehingga, beasiswa Belva dapat dilanjutkan hingga lulus. Bahkan, biaya hidupnya juga ditanggung.
Itulah riwayat pendidikan Belva Devara dan pengalaman menariknya. Selama berkuliah, Belva aktif berorganisasi, unggul secara akademik, dan menerima banyak penghargaan. Dia meraih banyak prestasi selama menempuh pendidikannya.
Apakah Anda memiliki pertanyaan yang ingin disampaikan? Jika ada, silahkan tulis komentar pada kolom komentar yang disediakan. Klik tombol share untuk membagikan informasi menarik ini kepada teman-teman Anda.