William Soeryadjaya, nama yang tidak asing lagi dalam dunia bisnis Indonesia, adalah sosok di balik kesuksesan PT Astra International. Sebagai seorang pengusaha yang memulai karirnya dari bawah, William adalah contoh nyata bagaimana ketekunan dan kerja keras dapat mengubah nasib seseorang.
Namun, di balik kesuksesan besar yang diraihnya, William juga menghadapi banyak tantangan dan kesulitan. Salah satu momen paling sulit dalam hidupnya adalah ketika ia ditipu oleh teman yang sangat dipercayainya.
Artikel ini akan membahas perjalanan hidup William Soeryadjaya dari seorang pedagang kertas sederhana hingga menjadi salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia. Simak kisah inspiratif William Soeryadjaya berikut.
Daftar Isi
ToggleMengenal Sosok William Soeryadjaya
William Soeryadjaya, lahir dengan nama Tjia Kian Liong pada 20 Desember 1922 di Majalengka, Jawa Barat. Ia merupakan seorang pengusaha ternama di Indonesia yang dikenal sebagai “Oom William”, sang pendiri PT Astra International.
Masa kecil William diwarnai dengan perjuangan yang berat setelah kehilangan kedua orang tuanya pada usia 12 tahun. Meskipun masih sangat muda, William mengambil alih usaha ayahnya dalam berjualan hasil bumi, menunjukkan bakat dagang yang diwarisinya.
Perjalanan hidup William juga penuh dengan kisah sederhana namun inspiratif, termasuk saat ia menikah dengan Lily Anwar pada 15 Januari 1945 di Bandung. Keduanya dikaruniai empat orang anak, antara lain Edward Soeryadjaya (22 Mei 1947), Edwin Soeryadjaya (17 Juli 1949), Joyce (14 Agustus 1951), dan Judith (14 Februari 1953).
Setelah menikah, William Soeryadjaya melanjutkan studinya ke Belanda untuk mempelajari ilmu penyamakan kulit, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia pada tahun 1949. Saat kembali ke Indonesia, ia mendirikan pabrik penyamakan kulit.
Temukan Kisah Inspiratif Lainnya:
- Kisah Inspiratif: Yusuf Hamka, Dari Asongan Menjadi Pemilik Jalan
- Kisah Inspiratif: Chairul Tanjung, Si Anak Singkong
- Kisah Inspiratif: Sudono Salim, Penemu Indomie yang Mendunia
- Kisah Inspiratif: Windah Basudara, YouTuber Bocil Kematian
Memulai Karier sebagai Pedagang Kertas
William Soeryadjaya memulai karier bisnisnya dengan berdagang kertas di usia 19 tahun. Keputusan ini diambil setelah ia memutuskan untuk berhenti sekolah, tujuh tahun setelah kehilangan kedua orang tuanya. Di tengah kondisi hidup yang sulit, William melihat peluang dalam perdagangan kertas di Cirebon sebagai langkah awal untuk meraih penghasilan.
Meskipun demikian, usaha berdagang kertas ini tidak berjalan mulus. Pendapatan yang dihasilkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan adik-adiknya. Kesulitan finansial yang dihadapi memaksa William Soeryadjaya untuk mencari cara lain agar bisa bertahan dan melanjutkan hidup.
Dengan tekad yang kuat, William akhirnya memutuskan untuk beralih ke perdagangan benang tenun di Majalaya. Meski terpaksa meninggalkan usaha kertasnya, pengalaman ini menjadi fondasi penting dalam perjalanan karirnya sebagai pengusaha. Kesulitan yang dihadapi saat berdagang kertas menjadi pelajaran berharga yang membentuk mentalitas bisnisnya di masa depan.
Menabung dari Hasil Jualan untuk Bersekolah
William yang gemar berdagang juga sangat pandai dalam mengelola keuangannya. Dari hasil berdagang, William Soeryadjaya tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-harinya, tetapi juga membantu keluarganya yang membutuhkan. Namun, yang membuatnya berbeda adalah kebiasaannya menyisihkan sebagian uang untuk keperluan masa depan.
Oom William tidak menghabiskan uangnya begitu saja. Ia menyadari pentingnya pendidikan untuk masa depannya, sehingga ia mulai menabung dari hasil jualannya. Meskipun jumlahnya sedikit demi sedikit, ia tetap konsisten menyisihkan sebagian penghasilannya. Kesabaran dan kegigihannya dalam menabung akhirnya membuahkan hasil yang besar.
Dengan tabungannya, William Soeryadjaya akhirnya berhasil melanjutkan pendidikannya di Middlebare Vakschool V/d Leder & Schoen Industrie Waalwijk, Belanda. Sekolah ini adalah institusi industri yang fokus mengajarkan penyamakan kulit dan proses pembuatan barang dari kulit. Keputusan William untuk menabung menjadi kunci kesuksesannya dalam meraih impian bersekolah di luar negeri.
Pernah Ditipu karena Terlalu Percaya pada Teman
Sebelum sukses sebagai pendiri PT Astra International, William Soeryadjaya pernah mengalami kepahitan dalam perjalanan bisnisnya. Sebelum mencapai kesuksesannya, William pernah tertipu oleh mitra bisnisnya sendiri. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1950-an ketika ia menghadapi tantangan ekonomi dan politik yang tidak stabil.
William tertipu oleh mitra usahanya, yang memanfaatkan kedekatannya dengan kalangan pengusaha untuk merampas perusahaan yang telah mereka bangun bersama. Akibatnya, William dijebloskan ke Penjara Banceuy, Kota Bandung.
Selama Oom William dipenjara, istrinya, Lily Soeryadjaya, berjuang keras untuk membebaskannya. Lily terus mengumpulkan bukti dan berkali-kali berusaha meyakinkan pihak berwenang bahwa suaminya tidak bersalah. Berkat kegigihannya, William akhirnya dibebaskan dari penjara setelah lima minggu.
Mendirikan PT Astra International
William Soeryadjaya memulai perjalanannya mendirikan PT Astra International dengan penuh tantangan dan kegigihan. Oom William berhasil mendirikan Astra pada 20 Februari 1957 dengan modal awal sebesar Rp 2,5 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli 2.500 saham, yang menjadi fondasi awal bagi perusahaan yang kini dikenal sebagai salah satu raksasa bisnis di Indonesia dan global.
Proses pendirian Astra tidaklah mudah. Bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan teman mereka Lim Peng Hong, Oom William membeli perusahaan kecil yang tidak aktif di bidang ekspor-impor dan berlokasi di Jalan Sabang, Jakarta.
Perusahaan yang ia beli tersebut, kemudian diubah namanya menjadi Astra, sebuah nama yang diambil dari mitologi Yunani yang berarti dewi terakhir yang terbang ke langit dan menjadi bintang terang. Pemilihan nama tersebut dengan harapan agar Astra bisa menjadi perusahaan yang bersinar di kancah bisnis global.
William Soeryadjaya memiliki visi besar untuk perusahaannya. Ia menambahkan kata “International” pada nama Astra, meskipun pada saat itu perusahaan hanya memiliki empat karyawan dan berkantor di toko kecil yang sering kebanjiran. Langkah ini diambil untuk memberikan kesan bahwa Astra adalah perusahaan yang berwawasan global dan berbobot.
Seiring berjalannya waktu, PT Astra International tumbuh dan mengembangkan berbagai lini bisnis yang mencakup sektor otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, serta agribisnis.
Di sektor otomotif, Astra dikenal melalui perusahaan seperti Astra Daihatsu Motor, Toyota Astra Motor, dan Astra Otoparts, yang telah menjadi ujung tombak dalam industri ini. Produk-produk dari perusahaan ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Selain itu, Astra juga merambah ke sektor jasa keuangan dengan Astra Credit Company, yang menyediakan berbagai layanan pembiayaan.
Kebijakan Orde Baru Membawa Angin Segar bagi PT Astra International
Kebijakan Orde Baru membawa perubahan signifikan bagi dunia usaha di Indonesia. Pada saat itu, di tahun 1970-an, PT Astra International merupakan salah satu perusahaan yang merasakan dampaknya secara positif.
Saat itu, pemerintah memberikan berbagai kemudahan dan dukungan untuk mendorong pertumbuhan industri, dan Astra memanfaatkan situasi ini dengan maksimal. Salah satu langkah strategis awal Astra adalah ditunjuk sebagai mitra pemerintah untuk mengimpor 800 truk Chevrolet, yang menjadi tonggak awal kesuksesan besar mereka.
Kebijakan pemerintah Orde Baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi memfasilitasi ekspansi bisnis Astra ke berbagai sektor, memberikan mereka peluang untuk berkembang pesat. Astra memanfaatkan kebijakan ini untuk meluncurkan berbagai program ekonomi ambisius yang semakin menguatkan posisinya di pasar.
Hingga September 2022, Astra telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 200 anak perusahaan dan pendapatan mencapai Rp 221,35 triliun. Kesuksesan ini tercermin dalam kenaikan laba bersih sebesar 56 persen, mencapai Rp 23,33 triliun.
Temukan Motivasimu: 55 Quotes Gus Baha, Nasihat Bijak dan Menyejukkan Hati
William Soeryadjaya Pribadi Baik, Religius dan Peduli pada Pendidikan Indonesia
William Soeryadjaya, pendiri Grup Astra, dikenal luas sebagai seorang pengusaha yang mengutamakan prinsip dan etika bisnis yang kuat. Sepanjang hidupnya, Oom William menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat sekitar. Prinsip-prinsip seperti kejujuran dan kerja keras bukan hanya menjadi landasan dalam bisnisnya tetapi juga cermin dari nilai-nilai religius yang dianut.
Keberadaan William Soeryadjaya di dunia bisnis Indonesia meninggalkan jejak yang sangat berarti. Ia dikenal sebagai sosok yang selalu menempatkan kepentingan bersama di atas segalanya, baik dalam urusan bisnis maupun dalam hubungannya dengan orang lain.
Selain dikenal sebagai pengusaha ulung, William Soeryadjaya juga dikenal sebagai individu yang sangat peduli dengan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Rekan-rekan Oom William banyak yang kagum dan mengungkapkan bahwa dedikasi William Soeryadjaya dalam mengelola bisnis sangat patut dijadikan teladan.
Kisah hidup William Soeryadjaya adalah contoh nyata dari ketekunan dan semangat pantang menyerah yang dapat menginspirasi banyak orang. Dari perjalanan sebagai pedagang kertas sederhana hingga mendirikan PT Astra International yang kini menjadi raksasa bisnis global, Oom William menunjukkan bagaimana menghadapi berbagai tantangan dengan tekad yang kuat.
Kisah William Soeryadjaya juga tercermin dalam buku Man of Honor: Kehidupan, Semangat, dan Kearifan William Soeryadjaya. Buku ini mendokumentasikan perjalanan hidupnya serta berbagai tantangan yang dihadapinya dalam dunia bisnis, menggambarkan semangat dan kearifan yang membentuk kesuksesan PT Astra International.
Temukan lebih banyak inspirasi dengan membaca artikel-artikel lainnya tentang kisah inspiratif seorang tokoh. Bagikan artikel ini kepada teman-teman dan keluarga Anda. Sebarkan semangat untuk meraih mimpi bersama-sama!