Jika Anda sering menggunakan produk kosmetik, Anda pasti mengenal merek Emina, Wardah, dan Make Over. Ketiga merek ini merupakan inovasi dari PT Paragon Technology and Innovation yang didirikan oleh Nurhayati Subakat. Kali ini, kami akan membahas bagaimana kisah inspiratif Nurhayati Subakat dalam mengembangkan bisnis kosmetiknya menjadi seperti sekarang.
Kisah inspiratif Nurhayati Subakat dimulai setelah lulus kuliah, Nurhayati tidak langsung membuka bisnisnya sendiri. Dia sempat beberapa kali bekerja di tempat yang berbeda. Hingga pada akhirnya, dia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan membangun brand kosmetiknya sendiri. Lantas, bagaimana perjalanan Nurhayati dalam mendirikan bisnisnya? Simak kisah lengkapnya dalam artikel berikut.
Daftar Isi
ToggleSekolah Sambil Membantu Ibu Berdagang
Ayah Nurhayati berprofesi sebagai pedagang, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Setelah ayahnya meninggal, Nurhayati membantu ibunya mencari uang dengan berdagang. Meskipun ikut membantu ibunya berdagang, dia bisa menempuh pendidikannya di sekolah dengan baik.
Bersekolah sambil berdagang tidak mengganggu kehidupan sekolahnya. Buktinya, dia selalu mendapatkan nilai yang bagus dan bisa diterima di SMA Negeri 1 Padang.
Baca kisah serupa:
- Kisah Inspiratif: Prajogo Pangestu, Lulusan SMP Terkaya di RI
- Kisah Inspiratif: Dato Sri Tahir, Anak Juragan Becak
- Kisah Inspiratif: Yusuf Hamka, Dari Asongan Menjadi Pemilik Jalan
- Kisah Inspiratif: Martha Tilaar, Bisnis Kecantikan dari Garasi
Merantau dari Padang ke Bandung untuk Menempuh Pendidikan
Sebelum berkuliah di Bandung, Nurhayati Subakat bersekolah di SMA Negeri 1 Padang. Nurhayati Subakat dikenal sebagai sosok yang cerdas sejak kecil. Setelah lulus SMA, dia berhasil diterima di salah satu universitas terbaik di Indonesia yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Di kampus inilah Nurhayati bertemu dengan sosok yang menjadi suaminya, yaitu Subakat Hadi.
Setelah lulus sekolah, Nurhayati Subakat merantau ke Sumatera Barat untuk menempuh pendidikan di ITB. Saat itu, dia mengambil jurusan Farmasi. Dia dinobatkan sebagai lulusan terbaik S1 Farmasi. Setahun setelahnya, dia menjadi lulusan terbaik profesi apoteker ITB.
Perjalanan karir Nurhayati tidak selalu mulus. Meskipun meraih penghargaan sebagai lulusan terbaik ITB, hal ini tidak memudahkannya mendapatkan pekerjaan. Dia sempat beberapa kali ditolak saat melamar pekerjaan.
Sebenarnya, dia memiliki cita-cita menjadi dosen namun mendapat penolakan. Setelah beberapa kali mendapat penolakan, akhirnya dia diterima di sebuah rumah sakit sebagai apoteker.
Pernah Diberi Upah Rp20.000 per Bulan
Setelah lulus kuliah, pengusaha wanita asal Sumatera Barat ini pernah bertugas sebagai apoteker honorer. Saat itu, gaji bulanannya hanya 20 ribu rupiah. Namun, perjalanan karirnya setelah kuliah tidak hanya berhenti di situ saja.
Setelah berhenti dari pekerjaan sebagai apoteker honorer, dia menjalani karir yang lebih baik. Dia sempat bekerja di perusahaan kosmetik yang berada di Jakarta.
Berhenti Bekerja dan Membuka Bisnis Sendiri
Setelah lulus kuliah, dia pernah bekerja sebagai apoteker di RSUP M. Djamil, Padang. Kemudian, dia menikah dan sempat bekerja sebagai apoteker di Bandung. Lalu, dia ikut suaminya ke Jakarta dan bekerja sebagai staf pengendali mutu atau quality control selama lima tahun di perusahaan kosmetik Wella.
Setelah beberapa tahun bekerja, dia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Bersama suaminya, dengan bekal ilmu dari kuliah dan pengalamannya bekerja, dia membuat produk perawatan rambut yang dijual dengan harga terjangkau. Merek produk tersebut adalah Putri dan berada di bawah naungan Pusaka Tradisi Ibu yang kini telah berubah nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation.
Bisnis ini dijalankannya secara home industry. Sebenarnya, tidak mudah baginya untuk menjalankan bisnis ini karena sudah ada banyak pemain lain di pasaran. Namun, lambat laun produknya diterima dengan baik oleh masyarakat.
Dia sempat membangun pabrik untuk meningkatkan produksi produk perawatan rambutnya. Namun, pabrik tersebut mengalami kebakaran setelah beberapa tahun beroperasi. Musibah ini sempat membuatnya sedih namun tidak membuatnya menyerah dalam membangun bisnis.
Menjual Produk dari Pintu ke Pintu
Setelah peristiwa kebakaran tersebut, dia dihadapkan pada dua opsi yang sulit, yaitu menutup bisnisnya atau melanjutkan bisnisnya. Akhirnya, Nurhayati dan suaminya memutuskan untuk melanjutkan kembali usahanya di bidang kosmetik. Dia melihat peluang yang ada dan meluncurkan produk kosmetik yang diberi nama Wardah yang mulai masuk ke pasaran pada tahun 1995.
Pada awalnya, pemasaran dan penjualan produk Wardah dilakukan dari salon ke salon secara door to door. Namun, saat ini, produk dengan tagline Feel the Beauty ini telah dijual di berbagai platform, termasuk e-commerce. Bahkan, produk Wardah menjadi kontributor utama pendapatan dari PT Paragon Technology and Innovation.
Produk kosmetik ini memperoleh tanggapan yang baik dari masyarakat. Penjualan produk Wardah mulai mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 1999 sampai 2003. Hal ini tentu tidak lepas dari strategi pemasaran dan manajemen perusahaan yang baik. Bahkan, produk ini tidak hanya eksis di pasar nasional saja, melainkan juga ke negara tetangga Malaysia.
Baca juga: Quotes Sujiwo Tejo: Sumber Inspirasi dan Motivasi Diri
Dari Dua Karyawan Menjadi Ribuan Karyawan
Awalnya, saat menjual produk perawatan rambut dengan merek Putri, Nurhayati Subakat hanya memiliki dua karyawan saja. Namun, setelah meluncurkan produk Wardah dan produk tersebut sukses di pasaran, perusahaannya memiliki ribuan karyawan.
Setelah sukses dengan produk Wardah, dia meluncurkan kembali produk dengan merek Make Over dan Emina yang masih eksis sampai sekarang. Tidak berhenti di sini saja, perusahaan yang dipimpinnya juga melahirkan produk-produk dengan merek lain seperti Kahf, Instaperfect, dan masih banyak lagi.
Dulu, Nurhayati sempat mengalami beberapa penolakan saat mencari pekerjaan. Namun, siapa sangka sekarang dia sudah menyediakan lapangan pekerjaan untuk ribuan orang. Bahkan, produk-produknya sudah banyak dikenal oleh masyarakat.
Masuk ke Dalam “Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia“
Nurhayati Subakat telah mendapatkan banyak penghargaan selama perjalanan karir dan usahanya. Ia memperoleh gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa (HC) dari almamaternya, yaitu ITB. Dialah wanita pertama lulusan ITB yang menerima gelar tersebut.
Bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, dia pernah dinobatkan sebagai 20 Wanita Paling Berpengaruh oleh Fortune Indonesia pada tahun 2022. Forbes juga pernah menobatkannya sebagai 25 Pebisnis Wanita Paling Berpengaruh di Asia. Selain itu, namanya juga termasuk dalam Asia’s Most Influential by Tatler Asia.
Selain itu, Nurhayati juga pernah memperoleh penghargaan sebagai CEO terbaik di Indonesia. Melihat upaya dan kerja kerasnya dalam membangun bisnis, Nurhayati Subakat memang pantas mengantongi berbagai penghargaan tersebut.
Itulah perjalanan Nurhayati Subakat mulai dari menempuh pendidikan, meniti karir, sampai membangun bisnis. Dia dan suaminya memulai usaha dari sebuah produk perawatan rambut. Sekarang, usahanya semakin meluas hingga menjadi perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia.
Nurhayati merasa bahwa kosmetik merupakan industri yang menjanjikan. Apabila dibandingkan dengan industri yang lain, industri kosmetik memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi. Usaha Nurhayati Subakat dalam membangun bisnisnya telah membuahkan hasil yang baik.
Apakah kisah inspiratif Nurhayati Subakat menarik bagi Anda? Jika Anda merasa kisah ini menarik, silahkan klik tombol share untuk membagikannya kepada teman-teman Anda. Jika ada pertanyaan maupun masukan yang mau disampaikan, Anda bisa menulisnya di kolom komentar.