7 Tokoh Sukses di Bidang Pertanian yang Menginspirasi

7 Tokoh Sukses di Bidang Pertanian yang Menginspirasi

Dalam dunia yang semakin global dan modern, pertanian tetap menjadi tulang punggung di setiap negara. Di tengah tantangan perubahan iklim dan urbanisasi, beberapa tokoh sukses di bidang pertanian, berhasil menunjukkan bahwa pertanian bukan hanya sekadar profesi, tetapi juga seni yang menggabungkan pengetahuan, inovasi, dan ketekunan.

Artikel ini akan membahas tujuh tokoh inspiratif yang sukses mengubah wajah pertanian di Indonesia. Mereka tidak hanya memanfaatkan teknologi modern, tetapi juga memadukannya dengan metode tradisional untuk mencapai hasil yang mengesankan.

Para tokoh sukses ini telah membuktikan bahwa dengan inovasi dan keberanian, pertanian dapat menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Simak selengkapnya dalam ulasan di bawah ini.

7 Tokoh yang Sukses di Bidang Pertanian Indonesia

Dengan latar belakang dan pengalaman yang beragam, tokoh-tokoh ini menunjukkan bahwa pertanian memiliki potensi yang luar biasa jika dikelola dengan baik. Inilah tujuh tokoh sukses di bidang pertanian yang menginspirasi:

1. Shofyan Adi Cahyono

Pertama, Shofyan Adi Cahyono, adalah salah satu tokoh sukses di bidang pertanian Indonesia yang telah berhasil memanfaatkan era digital untuk mengembangkan bisnisnya. Ia memulai bisnis pertanian sejak usia belasan tahun dengan fokus pada budidaya sayur organik.

Melalui P.O Sayur Organik Merbabu (SOM), Shofyan mengedepankan metode pertanian organik yang ramah lingkungan dan berhasil memasarkan lebih dari 50 jenis sayuran ke berbagai wilayah di Indonesia, hingga ke Singapura.

Kesuksesan Shofyan tidak lepas dari inovasi dan adaptasinya terhadap teknologi 4.0. Sebagai Duta Petani Millennial, ia menggunakan teknologi digital untuk mempromosikan pertanian organik, menjalin kemitraan, dan menciptakan konten edukatif yang menginspirasi petani muda lainnya.

Bisnis sayur organik yang ia rintis, kini menghasilkan omzet mencapai Rp60 juta per bulan, menunjukkan bahwa sektor pertanian bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.

Temukan Kisah Inspiratif Lainnya:

Shofyan juga aktif sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda dan konsultan pertanian organik. Pengalaman dan dedikasinya dalam bidang pertanian membawanya hingga ke Taiwan untuk belajar lebih dalam tentang pertanian organik.

2. Ulus Pirmawan

Selanjutnya, Ulus Pirmawan, seorang petani muda dari Kampung Gandok, Desa Suntenjaya, Lembang, Bandung, telah membuktikan bahwa bertani bisa menjadi profesi yang membanggakan. Melalui kerja keras dan dedikasinya, Ulus mendirikan Kelompok Tani Baby French pada tahun 2005.

Kelompok Tani Baby French ini menjadi cikal bakal untuk memberdayakan petani setempat sekaligus memperluas jaringan produksi. Ulus menanam berbagai sayuran, termasuk cabai merah dan bawang merah, menggunakan metode pertanian yang efisien dan inovatif.

Ulus Pirmawan memanfaatkan pengetahuan yang didapat dari Dinas Pertanian dan berbagai lembaga pertanian untuk meningkatkan hasil panennya. Ia mengatasi tantangan seperti fluktuasi harga dengan memotong rantai pasok dan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah. Hasilnya, Ulus mampu menjadi pemasok sayuran untuk perusahaan besar seperti PT Alamanda Sejati Utama dan Fortuna Agro Mandiri.

Kesuksesan Ulus tidak hanya diukur dari penghasilannya yang meningkat, tetapi juga dari dampak positifnya pada masyarakat sekitar. Ia berperan aktif dalam membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wargi Pangupay, yang menjadi wadah bagi petani lain untuk belajar dan berbagi ilmu.

Usahanya diakui oleh banyak pihak, termasuk penghargaan dari FAO sebagai petani teladan. Ulus juga sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum, membagikan pengalamannya dalam mengatasi tantangan di bidang pertanian.

3. Lambang Wasesa

Tokoh sukses di bidang pertanian lainnya bernama Lambang Wasesa. Ia memulai usahanya di bidang pertanian dengan fokus pada perbaikan kualitas tanah yang terdegradasi akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan.

Dengan perhatian mendalam terhadap lingkungan, Lambang memproduksi pupuk organik berbahan dasar buah jeruk. Usaha ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi tanah ke posisi ideal, dengan harapan dapat mendukung praktik pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Perjalanan Lambang dalam memproduksi pupuk organik bukanlah tanpa tantangan. Ia menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari produksi hingga pemasaran, seperti kesulitan konsumen membayar di awal sehingga pembayaran sering kali dilakukan saat panen.

Namun, kegigihannya dalam menghadapi suka duka usaha membawanya bergabung dengan Yayasan Agri Sustineri Indonesia melalui program Pancer Tani pada November 2021. Program ini memberikan pendampingan, akses permodalan, dan pasar yang luas, sehingga Lambang bisa mengembangkan usahanya secara signifikan.

Dengan dukungan dari Pancer Tani, Lambang berhasil mendapatkan izin usaha dagang untuk produk Pupuk Organik Buah Jeruk dalam dua varian kemasan. Saat ini, usahanya mampu memberikan lapangan kerja bagi tiga orang untuk produksi dan pemasaran.

Meski jangkauan pasarnya masih terbatas pada kebutuhan lokal, Lambang optimis akan menambah tenaga kerja guna memenuhi permintaan yang terus meningkat. Harapannya, pendampingan dari Pancer Tani terus berlanjut agar usahanya semakin besar dan memberikan dampak positif bagi komunitas petani kecil di Indonesia.

4. Patrica Yuniarta Wicaksana

Patrica Yuniarta Wicaksana lahir di Sleman pada 12 Juni 1987, yang juga merupakan tokoh sukses di bidang pertanian Indonesia. Ia mendirikan Tridadi Jaya Agro (TJAgro) pada tahun 2017, sebuah perusahaan yang berfokus pada tanaman hortikultura dan peternakan domba.

Dengan memanfaatkan limbah peternakan sebagai pupuk organik, Patrica berhasil menanam cabai rawit di lahan seluas 1000 m² dan menghasilkan 1,1 ton cabai, yang mendatangkan penghasilan mencapai 43 juta rupiah. Keberhasilan ini menjadi titik awal bagi TJAgro untuk terus berkembang.

Di bawah kepemimpinannya, TJAgro tidak hanya berhenti pada produksi cabai, tetapi juga merambah ke pertanian hidroponik dan tanaman hias. Patrica memfasilitasi pelatihan dan pendampingan kepada mitra petani untuk meningkatkan kualitas produk hortikultura, seperti cabai, tomat, dan bawang merah.

Perusahaannya juga aktif dalam pemasaran hasil pertanian di DIY dan sekitarnya, dengan omzet per bulan mencapai 350 juta rupiah. Visinya untuk mewujudkan usaha pertanian unggul yang berorientasi pada pemberdayaan sosial, ekonomi, dan ekologi telah menjadikannya sebagai agen perubahan di komunitasnya.

Dengan pendekatan agro sociopreneur, Patrica Yuniarta Wicaksana berusaha menciptakan iklim pertanian yang sehat dan berkelanjutan, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi milenial. Melalui Tridadi Jaya Agro, ia telah menunjukkan bahwa petani bisa menjadi bos bagi dirinya sendiri dan memimpin perubahan yang signifikan dalam sektor pertanian.

5. Septian Prasetya

Septian Prasetya Utama, seorang pemuda dari Desa Bangunsari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, telah sukses mengubah pandangan umum tentang profesi petani. Dengan semangat yang berkobar, ia mengembangkan sistem pertanian terpadu yang mencakup budidaya tanaman hortikultura seperti kacang panjang, buncis, bawang prei, serta tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai.

Dengan fasilitas pendukung dari pemerintah dan pelatihan yang didapatkan melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Septian mampu mengelola lahan pertanian secara modern dan berkelanjutan. Salah satu komoditas unggulannya adalah cabai yang dikelola di greenhouse seluas 0,5 hektare, dengan kapasitas sekitar 10.000 kotak penyemaian.

Melalui usaha ini, Septian meraih omzet sekitar Rp75 juta per tahun. Pemasarannya meliputi wilayah luar Pacitan, seperti Kabupaten Wonogiri, Ponorogo, dan Yogyakarta, melalui penjualan langsung dan marketplace.

Sebagai Duta Petani Millennial, Septian aktif mendampingi petani lain di berbagai kelompok tani untuk mengatasi kendala dalam praktik pertanian sesuai SOP, khususnya kepada generasi muda Pacitan. Melalui pendekatan inovatif dan penerapan teknologi, Septian membuktikan bahwa pertanian dapat menjadi usaha yang menjanjikan, sekaligus mulia.

6. Adi Pramudya

Adi Pramudya adalah contoh dari generasi muda dan tokoh sukses di bidang pertanian di Indonesia. Awalnya, Adi memilih untuk menanam singkong di lahan sewaan di Jonggol, Bogor. Namun, karena keuntungan dari singkong tidak stabil, ia kemudian beralih ke budidaya rempah-rempah, seperti lengkuas, kunyit, dan kencur. Adi Pramudya berhasil mengembangkan bisnisnya secara signifikan, bahkan memperluas lahan pertaniannya menjadi lima hektare hanya dalam waktu singkat.

Metode yang digunakan Adi dalam budidaya rempah-rempah sangat inovatif. Dia tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga langsung dari petani berpengalaman. Adi Pramudya menerapkan teknik pertanian organik dan pengelolaan lahan yang efisien untuk memaksimalkan hasil panennya.

Dengan modal awal yang relatif kecil, Adi mampu meraih omzet hingga Rp 90 juta per panen dari lahan satu hektar. Keberhasilan ini mendorongnya untuk memperluas jangkauan pasarnya ke seluruh Jabodetabek, dan kemudian hingga ke pasar ekspor di Eropa, seperti Jerman dan Belanda.

Keberhasilan Adi dalam bidang agribisnis bukan hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial yang positif. Dia membentuk kelompok tani dan koperasi untuk berbagi kesejahteraan dengan petani lokal. Kelompok tani ini tidak hanya memfasilitasi akses ke bibit dan pupuk, tetapi juga membantu meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian.

Adi bahkan merencanakan untuk membuat agrowisata yang berfokus pada rempah-rempah di lahannya. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat dan mempromosikan pertanian sebagai profesi yang menguntungkan dan berkelanjutan.

Baca Juga: 13 Kata-Kata Fiersa Besari, Romansa Penuh Makna

7. Aluysius Adiyo Agung

Aluysius Adiyo Agung, lulusan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo, memilih beralih profesi dari manajer menjadi petani di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Meskipun awalnya menghadapi penolakan dari keluarga, Agung tetap teguh dalam keputusannya. Ia terinspirasi oleh pertanyaan yang sering muncul saat pulang ke kampung halamannya: mengapa petani yang ditemuinya kebanyakan adalah orang tua, bukan generasi muda?

Langkah Aluysius Adiyo Agung ke dunia pertanian tidak sembarangan. Saat masih menjabat sebagai manajer, ia mulai belajar menanam padi dan memahami pentingnya pengolahan tanah. Ia menekankan pentingnya penggunaan pupuk yang tepat serta menjaga keseimbangan mikroba dalam tanah.

Meski sempat mengalami kerugian puluhan juta rupiah pada tahun 2010, ia tidak menyerah dan justru semakin bersemangat untuk mencapai kesuksesan. Berbekal tabungan dan hasil penjualan mobil, Agung menyewa lahan dan mulai menanam padi. Usaha kerasnya membuahkan hasil dengan panen sebanyak 60 ton.

Alih-alih menjual hasil panennya ke tengkulak, Agung memilih strategi direct selling, menjual langsung ke konsumen untuk mendapatkan harga lebih tinggi. Keberhasilannya ini memungkinkan Agung untuk membeli mobil bagi istrinya dan menyekolahkan putri sulungnya di sekolah favorit di Solo.

Demikian tujuh tokoh sukses di bidang pertanian Indonesia. Melalui dedikasi dan kreativitas, para tokoh ini membuktikan bahwa pertanian bukan hanya sebuah profesi, tetapi juga sebuah seni yang penuh peluang. Inspirasi dari mereka menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki potensi luar biasa jika dikelola dengan baik.

Di tengah tantangan global, tokoh-tokoh sukses di bidang pertanian Indonesia menunjukkan bagaimana inovasi dan ketekunan dapat mengubah sektor ini. Mereka memanfaatkan teknologi modern dan metode tradisional untuk meraih kesuksesan yang mengesankan.

Temukan lebih banyak inspirasi dengan membaca artikel-artikel lainnya tentang kisah inspiratif seorang tokoh. Bagikan artikel ini kepada teman-teman dan keluarga Anda. Sebarkan semangat untuk meraih mimpi bersama-sama!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan kisah inspiratif ini kepada temanmu

Cari Artikel Lainnya

Rekomendasi Artikel

Scroll to Top